1.1 Resistor
Resistor adalah
komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang
mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif
dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohms diketahui, resistansi
berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan
resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol W
(Omega).
Untuk menyatakan
resistansi sebaiknya disertakan batas kemampuan dayanya. Berbagai macam
resistor di buat dari bahan yang berbeda dengan sifat-sifat yang berbeda.
Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resitor pada suatu
rancangan selain besar resistansi adalah besar watt-nya. Karena resistor
bekerja dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa
panas sebesar W=I2R watt. Semakin besar ukuran fisik suatu resistor bisa
menunjukkan semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya di
pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki
disipasi daya 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk kubik memanjang persegi empat
berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder. Tetapi biasanya untuk
resistor ukuran jumbo ini nilai resistansi dicetak langsung dibadannya, misalnya
100W5W.
Resistor dalam
teori dan prakteknya di tulis dengan perlambangan huruf R. Dilihat dari ukuran
fisik sebuah resistor yang satu dengan yang lainnya tidak berarti sama besar
nilai hambatannya. Nilai hambatan resistor di sebut resistansi.
Macam-Macam
Resistor Sesuai Dengan Bahan Dan Konstruksinya.
Berdasarkan
jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan menjadi
resistor kawat, resistor arang dan
resistor oksida logam. Sedangkan resistor arang dan resistor oksida logam
berdasarkan susunan yang dikenal resistor komposisi dan resistor film.
Namun demikian
dalam perdagangan resistor-resistor tersebut dibedakan menjadi resistor tetap
(fixed resistor) dan resistor variabel. Pengunaan untuk daya rendah yang paling
utama adalah jenis tahanan tetap yaitu tahanan campuran karbon yang dicetak.
Ukuran relatif semua tahanan tetap dan tidak tetap berubah terhadap rating daya
(jumlah watt), penambahan ukuran untuk meningkatkan rating daya agar dapat
mempertahankan arus dan rugi lesapan daya yang lebih besar.
Tahanan yang
berubah-ubah, seperti yang tercantum dari namanya, memiliki sebuah terminal
tahanan yang dapat diubah harganya dengan memutar dial, knob, ulir atau apa
saja yang sesuai untuk suatu aplikasi. Mereka bisa memiliki dua atau tiga terminal,
akan tetapi kebanyakan memiliki tiga terminal. Jika dua atau tiga terminal
digunakan untuk mengendalikan besar tegangan, maka biasanya di sebut
potensiometer. Meskipun sebenarnya piranti tiga terminal tersebut dapat digunakan
sebagai rheostat atau potensiometer (tergantung pada bagaimana dihubungkan), ia
biasa disebut potensiometer bila daftar dalam majalah perdagangan atau diminta
untuk aplikasi khusus.
Kebanyakan
potensiometer memiliki tiga terminal. Dial, knob, dan ulir pada tengah kemasannya
mengendalikan gerak sebuah kontak yang dapat bergerak sepanjang elemen hambatan
yang dihubungkan antara dua terminal luar. Tahanan antara terminal luar selalu
tetap pada harga penuh yang terdapat pada potensiometer, tidak terpengaruhi
pada posisi lengan geser. Dengan kata lain tahanan antar terminal luar untuk
potensiometer 1MW akan selalu 1MW, tidak ada masalah bagaimana kita putar
elemen kendali. Tahanan antara lengan geser dan salah satu terminal luar dapat
diubah-ubah dari harga minimum yaitu nol ohm sampai harga maksimum yang sama
dengan harga penuh potensiometer tersebut. Jumlah tahanan antara lengan geser
dan masing-masing terminal luar harus sama dengan besar tahanan penuh
potensiometer. Apabila tahanan antara lengan geser dan salah satu kontak luar
meningkat, maka tahanan antara lengan geser dan salah satu terminal luar yang
lain akan berkurang.
Macam-macam resistor tetap :
a. Metal Film Resistor
b. Metal Oxide Resistor
c. Carbon Film Resistor
d. Ceramic Encased Wirewound
e. Economy
Wirewound
f. Zero Ohm
Jumper Wire
g. S I P
Resistor Network
Macam-macam
resistor variabel :
a.
Potensiometer :
1.
Linier
2.Logaritmis
b.
Trimer-Potensiometer
c. Thermister
:
1.NTC
( Negative Temperature Coefisient )
2.
PTC ( Positive Temperature Coefisient )
d. DR
e. Vdr
Karakteristik Berbagai Macam Resistor
Karakteristik
berbagai macam resistor dipengaruhi oleh bahan yang digunakan. Resistansi resistor
komposisi tidak stabil disebabkan pengaruh suhu, jika suhu naik maka resistansi
turun. Kurang sesuai apabila digunakan dalam rangkaian elektronika tegangan
tinggi dan arus besar. Resistansi sebuah resistor komposisi berbeda antara
kenyataan dari resistansi nominalnya. Jika perbedaan nilai sampai 10 % tentu
kurang baik pada rangkaian yang memerlukan ketepatan tinggi. Resistor variabel resistansinya
berubah-ubah sesuai dengan perubahan dari pengaturannya. Resistor variabel
dengan pengatur mekanik, pengaturan oleh cahaya, pengaturan oleh temperature
suhu atau
pengaturan lainnya.
Jika
perubahan nilai, resistansi potensiometer sebanding dengan kedudukan kontak
gesernya maka potensiometer semacam ini disebut potensiometer linier. Tetapi
jika perubahan nilai resistansinya tidak sebanding dengan kedudukan kontak
gesernya disebut potensio logaritmis.
Secara
teori sebuah resistor dinyatakan memiliki resistansi murni akan tetapi pada prakteknya
sebuah resistor mempunyai sifat tambahan yaitu sifat induktif dan kapasitif.
Pada dasarnya bernilai rendah resistor cenderung mempunyai sifat induktif dan
resistor bernilai tinggi resistor tersebut mempunyai sifat tambahan kapasitif.
Suhu
memiliki pengaruh yang cukup berarti terhadap suatu hambatan. Didalam
penghantar
ada electron
bebas yang jumlahnya sangat besar sekali, dan sembarang energi panas yang
dikenakan padanya akan memiliki dampak yang sedikit pada jumlah total pembawa
bebas. Kenyataannya energi panas hanya akan meningkatkan intensitas gerakan
acak dari partikel yang berada dalam bahan yang membuatnya semakin sulit bagi
aliran electron secara umum pada sembarang satu arah yang ditentukan. Hasilnya
adalah untuk penghantar yang bagus, peningkatan suhu akan menghasilkan
peningkatan harga tahanan. Akibatnya, penghantar memiliki koefisien suhu
positif.
Arus _ panas
HR = I2Rt
[joule]
Q=mc(Ta-T)
Q=0.24 I2 R t
[kalori]
Kode Warna Dan Huruf Pada Resistor
Tidak
semua nilai resistansi sebuah resistor dicantumkan dengan lambang bilangan melainkan
dengan cincin kode warna. Banyaknya cincin kode warna pada setiap resistor
berjumlah
4 dan ada juga
yang berjumlah 5.
Resistansi
yang mempunyai 5 cincin terdiri dari cincin 1 , 2 dan 3 adalah cincin digit,
cincin
4 sebagai
pengali serta cincin 5 adalah toleransi. Resistansi yang mempunyai 4 cincin
terdiri dari cincin 1 , 2 adalah sebagai digit, cincin 3 adalah cincin pengali dan
cincin 4 sebagai toleransi.
Kode Huruf
1) Huruf I
menyatakan nilai resistor dan tanda koma desimal.
Jika huruf I
adalah : R artinya x 1(kali satu) ohm
K artinya x
103(kali 1000) ohm
M artinya x
106(kali 1000000) ohm
2) Huruf II
menyatakan toleransi
Jika huruf II
adalah : J artinya toleransi ± 5 %
K artinya
toleransi ± 10 %
M artinya
toleransi ± 20 %
Resistor Tetap
Resistor
tetap adalah resistor yang memiliki nilai hambatan yang tetap. Resistor
memiliki
batas
kemampuan daya misalnya : 1/6 w. 1/8 w. ¼ w, ½ w, 1 w, 5 w, dsb yang berarti
resistor hanya dapat dioperasikan dengan daya maksimal sesuai dengan kemampuan
dayanya.
Resistor Tidak Tetap (variabel)
Resistor
tidak tetap adalah resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah atau tidak
tetap.
Jenisnya yaitu hambatan geser, Trimpot dan Potensiometer.
a. Trimpot
Resistor
yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah dengan cara memutar porosnya
dengan
menggunakan obeng. Untuk mengetahui nilai hambatan dari suatu trimpot dapat
dilihat dari
angka yang tercantum pada badan trimpot tersebut.
Simbol trimpot
:
b.
Potensiometer
Resistor
yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah dengan memutar poros yang
telah
tersedia. Potensiometer pada dasarnya sama dengan trimpot secara fungsional.
Simbol potensiometer
:
Rangkaian Resistor Seri atau Deret
Yang
dimaksud dengan rangkaian seri atau deret ialah apabila beberapa resistor
dihubungkan secara berturut-turut, yaitu ujung-akhir dari resistor pertama
disambung dengan ujung-awal dari resistor kedua dan seterusnya. Jika ujung-awal
resistor pertama dan ujung-akhir resistor pertama dan ujungakhir resistor
terakhir diberikan tegangan maka arus akan mengalir berturut-turut melalui
semua resistor yang besarnya sama.
Jika beberapa
resistor, dihubungkan seri atau deret, kuat arus dalam semua resistor itu
besarnya sama, berdasarkan hokum ohm:
Jika beberapa resistor dihubungkan seri,
maka tegangan jumlah sama dengan jumlah tegangan tegangan bagian.
Jika harga resistor jumlah dari seluruh
rangkaian kita ganti dengan Rt, maka :
Jadi besar harga resistor jumlah yang
dihubungkan adalah :
1.2 Kapasitor
Kapasitor
ialah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan electron-elektron
selama waktu yang tidak tertentu. Kapasitor berbeda dengan akumulator dalam menyimpan
muatan listrik terutama tidak terjadi perubahan kimia pada bahan kapasitor, besarnya
kapasitansi dari sebuah kapasitor dinyatakan dalam farad. Pengertian lain
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan
muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang
dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum
dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung
plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul
pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan
negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat
mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa
menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang
non-konduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada
konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi
pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan. Kemampuan
untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebuat dengan kapasitansi atau
kapasitas.
Kapasitansi
didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung
muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018
elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan
memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat
muatan electron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis.
Q = CV …………….(1)
Q
= muatan elektron dalam C (coulombs)
C
= nilai kapasitansi dalam F (farads)
V
= besar tegangan dalam V (volt)
HC= ½ C V2 [joule]
Dalam praktek
pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat
metal
(A),
jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k)
bahan dielektrik. Dengan
rumusan dapat
ditulis sebagai berikut :
C = (8.85 x 10-12) (k A/t) ...(2)
Berikut adalah tabel contoh konstanta
(k) dari beberapa bahan dielektrik yang disederhanakan.
Prinsip
Pembentukan Kapasitor
Jika
dua buah plat atau lebih yang berhadapan dan dibatasi oleh isolasi, kemudian
plat tersebut dialiri listrik maka akan terbentuk kondensator (isolasi yang
menjadi batas kedua plat tersebut dinamakan dielektrikum).
Bahan
dielektrikum yang digunakan berbeda-beda sehingga penamaan kapasitor berdasarkan
bahan dielektrikum. Luas plat yang berhadapan bahan dielektrikum dan jarak
kedua plat mempengaruhi nilai kapasitansinya.
Pada
suatu rangkaian yang tidak terjadi kapasitor liar. Sifat yang demikian itu
disebutkan
kapasitansi
parasitic. Penyebabnya adalah adanya komponen-komponen yang berdekatan pada
jalur penghantar listrik yang berdekatan dan gulungan-gulungan kawat yang
berdekatan.
Gambar diatas
menunjukan bahwa ada dua buah plat yang dibatasi udara. Jarak kedua plat
dinyatakan
sebagai d dan tegangan listrik yang masuk.
Besaran
Kapasitansi
Kapasitas dari
sebuah kapasitor adalah perbandingan antara banyaknya muatan listrik dengan
tegangan kapasitor.
Keterangan :
C=Q/V
C = Kapasitas dalam satuan farad
Q = Muatan listrik dalam satuan Coulomb
V = Tegangan kapasitor dalam satuan Volt
Jika dihitung
dengan rumus C= 0,0885 D/d. Maka kapasitasnya dalam satuan piko farad
D = luas bidang plat yang saling
berhadapan dan saling mempengaruhi dalam satuan cm2.
d = jarak antara plat dalam satuan cm.
Bila tegangan
antara plat 1 volt dan besarnya muatan listrik pada plat 1 coulomb, maka kemampuan
menyimpan listriknya disebut 1 farad.
Dalam
kenyataannya kapasitor dibuat dengan satuan dibawah 1 farad. Kebanyakan
kapasitor elektrolit dibuat mulai dari 1mikrofarad sampai beberapa milifarad.
Kapasitor variabel mempunyai ukuran fisik yang besar tetapi nilai
kapasitansinya sangat kecil hanya sampai ratusan pikofarad.
Macam-macam
kapasitor sesuai bahan dan konstruksinya.
Kapasitor
seperti juga resistor nilai kapasitansinya ada yang dibuat tetap dan ada yang variabel.
Kapasitor dielektrikum udara, kapasitansinya berubah dari nilai maksimum ke
minimum. Kapasitor variabel sering kita jumpai pada rangkaian pesawat penerima
radio dibagian penala dan osilator. Agar perubahan kapasitansi di dua bagian
tersebut serempak maka digunakan kapasitor variabel ganda. Kapasitor variabel
ganda adalah dua buah kapasitor variabel dengan satu pemutar.
Berdasarkan
dielektrikumnya kapasitor dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
1. kapasitor
keramik
2. kapasitor
film
3. kapasitor
elektrolit
4. kapasitor
tantalum
5. kapasitor
kertas
Kapasitor
elektrolit dan kapasitor tantalum adalah kapasitor yang mempunyai kutub atau
polar,
sering disebut
juga dengan nama kapasitor polar. Kapasitor film terdiri dari beberapa jenis
yaitu
polyester
film, poly propylene film atau polysterene film.
Karakteristik
Berbagai Macam Kapasitor
Kapasitor mika
mampu menerima tegangan sampai ribuan volt pada rangkaian frequency tinggi.
Kapasitor untuk rangkaian frekuensi tinggi electron-elektron harus mengisi
plat-plat logam dan mengisi dielektrikumnya.
Pada saat arus
berubah arah electron-elektron harus meningkatkan dielektrikum. Perubahan arah arus
yang terjadi pada kapasitor terhalangi oleh rintangan yang disebut hysterisis
kapasitif.
Sifat-sifat
kapasitor pada umumnya :
a. Terhadap tegangan dc merupakan
hambatan yang sangat besar.
b. Terhadap tegangan ac mempunyai
resistansi yang berubah-ubah sesuai dengan frequency kerja.
c. Terhadap tegangan ac akan menimbulkan
pergeseran fasa, dimana arus 900 mendahului
tegangannya. Resistansi dari sebuah
kapasitor terhadap tegangan ac disebut reaktansi. Disimbolkan dengan Xc,
besarnya
reaktansi kapasitor ditulis dengan rumus :
Keterangan :
Xc = Reaktansi
kapasitif (ohm)
f = frekuensi
kerja rangkain dalam satuan hertz
c =
kapasitansi (farad)
Sebuah
kapasitor dapat mengalami kerusakan apabila :
1. sudah lama
terpakai
2. batas
tegangan kerja terlampaui
3. kesalahan
pada pemasangan polaritas yang tidak benar.
Kapasitansi
Pada Rangkaian Kapasitor
Kapasitor yang
dihubungkan seri dengan kapastor lain, kemampuan menahan listrik menjadi lebih
tinggi,
kapasitansi totalnya menjadi lebih rendah dan bahan dielektrikum seolah-olah
menjadi lebih tebal. Jumlah muatan listrik pada setiap kapasitor menjadi sama besar.
Jika perbedaan potensial tiap-tiap kapasitor sama dengan pemberian tegangan
pada rangkaian
Berdasarkan
gambar diatas maka :
V=V1+V2+V3 ,
V1=Q1/C1
V2=Q2/C2 ,
V3=Q3/C3 , V=Q/C
Q/C=Q1/C1+Q2/C2+Q3/C3
sehingga :
1/Ct=1/C1+1/C2+1/C3
Bagaimana jika
kapasitor dihubungkan secara parallel?
Beberapa
kapasitor dihubungkan parallel yang diberi tegangan V seperti gambar dibawah,
maka jumlah muatan seluruh sama dengan jumlah tegangan muatan kapasitor.
Tegangan pada tiap-tiap kapasitor sama dengan tegangan sumber yang dicantumkan
Berdasarkan
gambar diatas maka :
V=V1=V2=V3=E
Ct.V=C1V1+C2V2+C3V3
Ct=C1+C2+C3
Pengisian
Dan Pengosongan Kapasitor
Saat
pengisian dan pengosongan muatan pada kapasitor, waktu lamanya pengisian dan pengosongan
muatannya tergantung dari besarnya nilai resistansi dan kapasitansi yang
digunakan
pada
rangkaian. Pada saat saklar menghubungkan ketitik 1 arus listrik mengalir dari
sumber sumber tegangan melalui komponen R menuju komponen C. Tegangan pada
kapasitor meningkat dari 0. volt sampai sebesar tegangan
sumber, kemudian tak terjadi aliran, saklar dipindahkan posisinya ke titik 2
maka terjadi proses pengosongan. Seperti yang ditunjukan oleh gambar di bawah
ini.
Tegangan
kapasitor menurun, arah arus berlawanan dari arah pengisian. Tegangan pada R menjadi
negatif dan berangsur-angsur tegangannya menjadi 0 volt. Pengisian dan
pengosongan masing-masing memerlukan 5 R.C ( time constan ).
Kapasitor
Tetap
Kapasitor yang
mempunyai kapasitansi yang tetap. Jenis-jenis kapasitor tetap antara lain :
a.
Kapasitor polar
Kelompok
kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan
dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok
ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan – di badannya. Mengapa
kapasitor ini dapat memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya
menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutup positif anoda dan
kutup negatif katoda.
Telah lama
diketahui beberapa metal seperti tantalum, aluminium, magnesium, titanium,
niobium, zirconium dan seng (zinc)
permukaannya dapat dioksidasi sehingga membentuk lapisan
metal-oksida (oxide film).
Lapisan oksidasi ini terbentuk melalui proses elektrolisa, seperti pada proses
penyepuhan emas. Elektroda metal yang dicelup kedalam larutan electrolit (sodium
borate) lalu diberi tegangan positif (anoda) dan larutan electrolit diberi
tegangan negatif (katoda). Oksigen pada larutan electrolyte terlepas dan
mengoksidai permukaan plat metal. Contohnya, jika digunakan Aluminium, maka
akan terbentuk lapisan Aluminium-oksida (Al2O3) pada permukaannya.
Dengan
demikian berturut-turut plat metal (anoda), lapisan-metal-oksida dan
electrolyte (katoda) membentuk kapasitor. Dalam hal ini lapisan-metal-oksida
sebagai dielektrik. Dari rumus (2) diketahui besar kapasitansi berbanding
terbalik dengan tebal dielektrik. Lapisan metal-oksida ini sangat tipis,
sehingga dengan demikian dapat dibuat kapasitor yang kapasitansinya cukup
besar. Karena alasan ekonomis dan praktis, umumnya bahan metal yang banyak
digunakan adalah aluminium dan tantalum. Bahan yang paling banyak dan murah
adalah Aluminium. Untuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat Aluminium
ini biasanya digulung radial. Sehingga dengan cara itu dapat diperoleh
kapasitor yang kapasitansinya besar. Sebagai contoh 100uF, 470uF, 4700uF dan
lain-lain, yang sering juga disebut kapasitor elco. Bahan electrolyte
pada kapasitor Tantalum ada yang cair tetapi ada juga yang padat. Disebut electrolyte
padat, tetapi sebenarnya bukan larutan electrolit yang menjadi elektroda
negatif-nya, melainkan bahan lain yaitu manganese-dioksida. Dengan demikian kapasitor
jenis ini bisa memiliki kapasitansi yang besar namun menjadi lebih ramping dan
mungil. Selain itu karena seluruhnya padat, maka waktu kerjanya (lifetime)
menjadi lebih tahan lama. Kapasitor tipe ini juga memiliki arus bocor yang
sangat kecil Jadi dapat dipahami mengapa kapasitor Tantalum menjadi relative mahal.
Kapasitor
non polar
Kapasitor non
polar adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan dielektrik dari keramik,
film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang popular serta murah untuk
membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil. Tersedia dari besaran pF sampai beberapa
uF, yang biasanya untuk aplikasi rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi
tinggi. Termasuk kelompok bahan dielektrik film adalah bahan-bahan material
seperti polyester (polyethylene terephthalate atau dikenal dengan
sebutan mylar), polystyrene, polyprophylene, polycarbonate,
metalized paper dan lainnya. Kapasitor yang memiliki nilai kapasitansi
lebih dari 1 μF Yaitu:
Kapasitor
Tidak tetap (variable)
Kapasitor yang
nilai kapasitansinya dapat berubah-ubah, nilai kapasitansi pada kapasitor dapat
dilihat dari kode yang terdapat pada fisik kapasitor. Sebagai contoh, jika
tertera 105, itu berarti 10 x 105 = 1.000.000 pF = 1000 nF = 1 μF. Nilai yang
dibaca pF (pico farad). Kapasitor lain ada yang tertulis 0.1 atau 0.01, jika
demikian, maka satuan yang dipakai μF. Jadi 0.1 berarti 0.1 μF.
Nilai
kapasitansi satu Farad menunjukkan bahwa kapasitor memiliki kemampuan untuk menyimpan
satu coulomb pada tegangan satu volt. Kapasitor pada power supply menggunakan kapasitan
sebesar 4700 μF. Sedang circuit pada radio sering menggunakan besar kapasitan
di bawah 10pF. Waktu yang dibutuhkan kapasitor untuk mencapai pengisian optimal
tergantung pada besarnya nilai kapasitansi dan resistansi. Formulanya :
T = R x C T = time ( waktu
dalam detik)
R = resistansi (dalam ohm)
C = Kapasitansi (dalam Farad)
Formula ini
merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 63 % nilai tegangan pada sumber.
Yang perlu diperhatikan adalah kapasitor akan melewatkan arus AC bukan DC.
Dalam rangkaian elektronika ini merupakan hal yang penting.
Berikut adalah
beberapa bentuk kapasitor :
Induktif : HL=
½ L I2 [joule]
L=μoNA2
/ l
μo=4_
10-7
XL=2 _fl
H=I2
XL t
DAFTAR PUSTAKA
1.
Albert,
P, Malvino. Prinsip-prinsip Dasar Elektronika. Penerbit Erlangga.
1994.
2.
Kazuo,
T. Kyokane, Elly P, Henny U. Komponen Listrik. Poltek Elka Dan
Telkom ITS. Surabaya. 1990.
Komentar
Posting Komentar