Langsung ke konten utama

Diode dan Transistor

     A.   Diode
Diode adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 1 buah junction, sering disebut sebagai komponen 2 lapis (lapis N dan P) dan secara fisik digambarkan :
Bias diode adalah cara pemberian tegangan luar ke terminal diode. Apabila A diberi tegangan positif dan K diberi tegangan negative maka bias tersebut dikatakan bias maju (forward bias). Bias diode adalah cara pemberian tegangan luar ke terminal diode. Apabila A diberi tegangan positif dan K diberi tegangan negative maka bias tersebut dikatakan bias maju (forward bias). Pada kondisi bias ini akan terjadi aliran arus dengan ketentuan beda tegangan yang diberikan ke diode atau VA-VK > Vj dan selalu positif. Sebaliknya apabila A diberi tegangan negative dan K diberi tegangan positif, arus yang mengalir (IR) jauh lebih kecil dari pada kondisi bias maju. Bias ini dinamakan bias mundur (reverse bias) pada arus maju (IF) diperlakukan baterai tegangan yang diberikan dengan IF tidak terlalu besar maupun tidak ada peningkatan IR yang cukup significant.



Bias diode
Ada 2 macam bias :
1. bias positif atau bias maju (forward bias)
2. bias negative atau bias mundur (reverse bias)
1. Pada kondisi bias positif, anode lebih positif dari katoda.


ɛj=  medan listrik yang ada disjunction
ɛ= medan lisrik sumber bias dari luar (medan luar)

Apabila ɛ > ɛj maka akan terjadi arus difusi didalam diode untuk hole dari P ke N untuk electron dari N ke P. Arus difusi didalam diode tersebut diimbangi oleh aliran arus listrik dari kutub positif sumber ke diode dan berakhir ke kutub negative sumber. Dikatakan diode menghantar pada kondisi tegangan anode-katoda berkisar Vji yang disebut dengan cut in thereshold untuk Si Vji 0.6 – 0.7v Ge 0.3 – 0.4 Lazimnya tegangan anode-katode sedikit diatas Vji. Pada bias positif, diode bersifat serupa konduktor dengan nilai hambatan yang disebut hambatan maju (RF). Nilai RF=RP+RN , RP dan RN disebut hambatan bulk.
Karakteristik arus tegangan diode dapat ditinjau melalui 2 pendekatan :
1. Diode Ideal
2. Diode Riil

Untuk diode ideal, didekati melalui pendekatan setengah linier (Piece Wise Linier) ada 3
pendekatan, yang didekati secara grafis.


disini diode dimodelkan sebagai saklar ideal yaitu suatu saklar yang memiliki cirri untuk kondisi tertutup R=0 dan untuk kondisi terbuka R= ~ . Untuk bias negative diode dianggap sebagai isolator dengan nilai hambatan RR >> RF. Pada model ini untuk bias positif sebagai saklar tertutup (on) dan pada bias negative sebagai saklar terbuka (off), kedua kondisi bias dilukiskan pada grafik I/V. Model kedua adalah untuk bias positif sebagai saklar non-ideal pada kondisi tertutup R_0. Untuk bias negative sebagai saklar ideal. Kedua bias tersebut dilukiskan sebagai berikut :


Untuk model ketiga bias positif sebagai saklar non-ideal yang tertutup terpasang seri dengan sumber tegangan Vji. Untuk bias negative sebagai saklar ideal terbuka dengan grafik sebagai berikut :


1.1 Diode Riil
Diode Riil model diode riil, didekati oleh pendekatan ke-3 dari diode ideal dengan pendekatan tambahan, pada bias negative nilai RR≠ ~ sehingga terjadi arus reverse yang disebut arus bocor atau arus saturasi. Umumnya dalam orde nanoampere. Ditulis sebagai IB atau IS, arus IS, dipandang sebagai gerakan pembawa minoritas nilai IS berubah terhadap suhu atau IS = aT3. Untuk bias positif terjadi hubungan eksponensial antara arus dan tegangan. IDeV/VT , VT=tegangan termal = kT/g. Grafik karakteristik diode riil digambarkan sebagai berikut :


Pada nilai VR = VBVO, terjadi peningkatan Is yang luar biasa besarnya. Arus diode pada kondisi riil, umumnya dinyatakan sebagai berikut : ID=IS(eV/VT – 1)
Catatan :
Carrier : partikel bermuatan yang menentukan sifat hantaran suatu semi-konduktor.
Diode (dua electrode)


Kasus diatas :
Suatu diode dihubungkan seri dengan hambatan R=60 ohm dan sumber E=12 volt system diode D, R dan E membentuk suatu lup tertutup, apabila diode terbuat dari bahan SK Silikon, tentukan arus didalam rangkaian untuk kondisi berikut ini :
a. diode dianggap ideal
b. diode dianggap riil (dengan anggapan hambatan forward 1 ohm)
Jawab :


a) Pendekatan diode ideal dianggap sebagai saklar tertutup sehingga rangkaian diatas dapat
dituliskan sebagai berikut :


maka besar arus I yang mengalir dalam rangkaian :
Va+VR-E=Va
VR-E=0
VR=E
Dimana : VR=I.R
IR-E=0
IR=E
I=E/R = 12v/60ohm=0.2A

b) Pendekatan diode riil


untuk Si Vji= 0.7
RF=1 _
Va+VR+Vji+RF-E=Va
I.R+0.7+I.RF-E=0
IR+IRF =E-0.7
I(R+RF) =12-0.7
I(60+1) =12-0.7
I =11.3 / 61 (Ampere)

1.2 Macam-macam diode
Secara umum semua diode memiliki konstruksi dan prinsip kerja yang sama. Semua diode terbentuk oleh sambungan PN yang secara fisik diode dikenali melalui nama elektrodenya yang khas yaitu : anode dan katode. Diode dibedakan menurut fungsinya, disini dalam refresentasi simbolik dilukiskan secara berbeda demikian pula karakteristiknya.                                      



Diode rectifier
Kerja diode ini berdasarkan efek penyearahan, yaitu akan melewatkan arus pada bias forward dan menahan arus pada bias reverse. Ada 2 tipe penyearah, yaitu:
(1)   penyearah ½ gelombang (half wave rectifier)


Vs adalah sumber tegangan bolak-balik (AC) yang memiliki pola tegangan sinusoidal Vs = Vm Sin w t Dimana fasa Vs berubah-ubah setiap setengah periode T untuk T/2 yang pertama Vs berfasa positif pada kisaran nilai 0<wt< ӆ
Diode on untuk T/2 yang kedua V1 berfasa negative pada kisaran nilai ӆ <wt<2 ӆ. Diode off tegangan Vs yang muncul di R(tegangan jatuh) hanya berlaku yang fasanya positif saja dan disebut sebagai besaran DC. Nilai yang terukur dapat dinyatakan VDC= Vm / ӆ  (2) penyearah gelombang penuh (full wave rectifier) ada 2 jenis :
a. CT (center tap)
b. Bridge (jembatan)


Titik 1 pada trafo CT fasanya berubah-ubah positif dan negative terhadap titik CT demikian pada titik 2. Fasa titik 1 selalu berlawanan dengan fasa titik 2 pada saat V1 positif terhadap CT V2 negatif dan sebaliknya. Pada saat V1 positif, diode 1 on dan diode 2 off (kenapa?) sebaliknya saat V1 negatif D2 on (kenapa?) relasi V1,V2 terhadap VR dilukiskan sebagai berikut : (jawabnya ingat prinsip bias diode!)
Tegangan yang terukur pada VR disebut juga VDC yang dinyatakan VDC=2Vm / ӆ


Tipe Bridge
Diode bridge sebagai penyearah gelombang penuh, Diode adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 1 buah junction yang sering di sebut sebagai komponen 2 lapis (lapis N dan lapis P). Untuk mengkonfigurasikan sebuah diode dibutuhkan suatu bias diode. Bias diode adalah pemberian tegangan luar ke terminal diode. Apabila anode diberi tegangan positif dan katode diberi tegangan negatif maka diode tersebut dalam keadaan bias maju. Pada keadaan bias ini akan terjadi aliran arus dengan ketentuan beda tegangan yang diberikan ke diode atau VA-VK > VJ dan selalu positif, sebaliknya apabila anode di beri tegangan negatif dan katode diberi tegangan positif, arus akan mengalir (IR) jauh lebih kecil dari kondisi bias maju. Bias ini di sebut bias mundur (VR). Dibawah ini merupakan bentuk fisik dari diode bridge.




Pada saat A positif titik B negative. Diode 21 dan 43 On aliran arus dari A menuju diode 21 menuju RL menuju diode 43 dan menuju titik B (terjadi aliran karena terdapat beda potensial dari titik A dan B dari tinggi ke rendah dan karena prinsip bias diode). Bentuk tegangan di RL mirip dengan tipe CT dan VDC= 2Vm / ӆ


Diode Zener
Pada dasarnya diode zener memiliki karakteristik yang hampir sama dengan diode rectifier yaitu memiliki karakteristik maju dan mundur. Pada diode zener bias maju nilai Vji_0 sedangkan pada bias mundur pada saat terjadi gejala yang serupa breakdown pada diode rectifier, diode zener akan menghantarkan tanpa kerusakan, tegangan ini disebut tegangan zener



Suatu diode zener yang dirancang akan menghantar pada tegangan zenernya untuk bias reverse lazimnya dalam kemasan ditulis sebagai xvy misalkan : x=2, y=3 berarti Vz=2,3V atau 2v3. Daya zener maksimal. Pada saat VR=Vz, diode zener akan menghantar arus Iz yang disebut arus zener. Besaran Iz harus dibatasi agar tidak muncul disipasi yang tidak berlebihan (power) karena hal ini dapat merusak diode zener. Nilai Iz terbesar, tanpa diode mengalami kerusakan memenuhi relasi Pz=VzIz disebut Pz maks dan Iz maks. Dalam desain rangkaian untuk membatasi Iz<Izm dipergunakan resistor yang terpasang seri seperti digambarkan sebagai berikut :


Untuk VR<Vz, VD=VR = Terbuka
VR≥Vz, VD=Vz
Iz= VR-Vz / R
R dipilih agar Iz<Izm (Izm-Iz≈15%Izm)


Suatu diode zener 5V3 dipasang seri dengan R. Apabila Pz=1W. Tentukan nilai VD untuk :
a) V=4V
b) V=6V
c) Berapakah nilai tegangan pada R untuk kondisi a) dan b)
d) Berapakah nilai R, agar diode tetap aman?
Jawab:
a) V= 4 Volt
V<Vz, VD=VR
4V<5V3
Diode dalam keadaan terbuka. Maka nilai VD sama dengan nilai VR yaitu 4 Volt
b) V= 6 Volt
V>Vz, VD=Vz
6>5V3 maka nilai VD sama dengan Vz yaitu 5V3
c) VR pada tegangan = 4 Volt
P=V . I
1W= 4V . I
I=P / V = 1W / 4V = 0.25A
V= I . R
4 = 0.25A . R
R = 4 / 0.25 = 16 ohm
Iz = VR – Vz / R
VR=(Iz . R)+Vz
= (0.25A . 16_)+5V3
= 4 + 5V3 = 9V3
d) VR pada tegangan = 6 Volt
P=V . I
1W= 6V . I
I=P / V = 1W / 6V = 0.16A
V= I . R
6 = 0.16A . R
R = 6 / 0.16 = 37.5 ohm
Iz = VR – Vz / R
VR=(Iz . R)+Vz
= (0.16A . 37.5 Ω)+5V3
= 6 + 5V3 = 11V3
e) Nilai R agar diode dalam kondisi aman
Pz = Vz.Iz
1W = 5V3.Iz
Iz = 1W / 5V3 = 0.18 A
R dipilih agar aman Iz<Izm
0.18<Izm
Iz = VR-Vz / R
0.18 = 11V3 – 5V3 / R
R = 11V3 – 5V3 / 0.18
11V3 merupakan tegangan VR pada tegangan V = 6 V
= 33.3 _ karena V > Vz = 6 > 5V3 dan dianggap telah
melebihi tegangan zenernya (batas aman) maka digunakan
tegangan 11V3 untuk memilih nilai R agar aman !!!!!!!!!!!!
33.3 < 37.5

B.   Transistor
Transistor adalah komponen elektronika multitermal, biasanya memiliki 3 terminal. Secara harfiah, kata ‘Transistor’ berarti ‘ Transfer resistor’, yaitu suatu komponen yang nilai resistansi antara terminalnya dapat diatur. Secara umum transistor terbagi dalam 3 jenis :
1. Transistor Bipolar
2. Transistor Unipolar
3. Transistor Unijunction
Transistor bipolar bekerja dengan 2 macam carrier, sedangkan unipolar satu macam saja, hole atau electron. Beberapa perbandingan transistor bipolar dan unipolar :
                                                            Bipolar                        Unipolar
Dimensi                                               Besar                           Kecil
Daya                                                    Besar                           Kecil
BW                                                      Lebar                           Sempit
Respon                                                Tinggi                          Sedang
Input                                                   Arus                            Tegangan
Impendansi In                                     Sedang                                    Tinggi

Pada transistor bipolar, arus yang mengalir berupa arus lubang (hole) dan arus electron atau berupa pembawa muatan mayoritas dan minoritas. Transistor dapat berfungsi sebagai penguat tegangan, penguat arus, penguat daya atau sebagai saklar. Ada 2 jenis transistor yaitu PNP dan NPN. Transistor di desain dari pemanfaatan sifat diode, arus menghantar dari diode dapat dikontrol oleh electron yang ditambahkan pada pertemuan PN diode. Dengan penambahan elekdiode pengontrol ini, maka diode semi-konduktor dapat dianggap dua buah diode yang mempunyai electrode bersama pada pertemuan. Junction semacam ini disebut transistor bipolar dan dapat digambarkan sebagai berikut :


Dengan memilih electrode pengontrol dari type P atau type N sebagai electrode persekutuan Antara dua diode, maka dihasilkan transistor jenis PNP dan NPN Transistor dapat bekerja apabila diberi tegangan, tujuan pemberian tegangan pada transistor adalah agar transistor tersebut dapat mencapai suatu kondisi menghantar atau menyumbat. Baik transistor NPN maupun PNP tegangan antara emitor dan basis adalah forward bias, sedangkan antara basis dengan kolektor adalah reverse bias.


Dari cara pemberian tegangan muka didapatkan dua kondisi yaitu menghantar dan menyumbat seperti pada gambar transistor NPN dibawah ini.


2.1 Pemberian tegangan pada transistor
Tegangan pada Vcc jauh lebih besar dari tegangan pada Veb. Diode basis-emitor mendapat
forward bias, akibatnya electron mengalir dari emitor ke basis, aliran electron ini disebut arus emitor (IE). Elektron electron ini tidak mengalir dari kolektor ke basis, tetapi sebaliknya sebagian besar electron-elektron yang berada pada emitor tertarik ke kolektor, karena tegangan Vcc jauh lebih besar dari pada tegangan Veb dan mengakibatkan aliran electron dari emitor menuju kolektor melewati basis. Electron-elektron ini tidak semuanya tertarik ke kolektor tetapi sebagian kecil menjadi arus basis (IB).
Penguatan Transistor
1) αdc = IC / IE (perbandingan antara arus kolektor dengan arus emitter)
Berdasarkan hukum kirchoff:
IE=IB+IC : IC
IE/IC= IB/IC + IC/IC
1/αdc= 1/βdc + 1
1/αdc= 1/dc + βdc/βdc
1/αdc= 1 + βdc/βdc
            βdc= βdc / 1+βdc
2) βdc= IC / IB (perbandingan antara arus kolektor dengan arus basis)
IE=IB+IC : IC
IE/IC=IB/IC+IC/IC
1/αdc=1/βdc + 1
1/βdc=1/αdc – 1
1/βdc=1/αdc – αdc/αdc
1/βdc=1 – αdc/αdc
βdc=αdc / 1 – αdc

Daerah kerja transistor
a. daerah aktif
suatu transistor berada didaerah aktif apabila diode basis emitter dibias forward dan diode basis kolektor berada dibias reverse.


b. daerah saturasi
suatu transistor berada didaerah saturasi apabila diode basis emitter di bias forward dan diode basis kolektor berada dibias forward.


c. daerah cutoff
suatu transistor berada pada kondisi cutoff apabila keduanya berada pada bias reverse.


2.2 Bias Transistor
a). Self Bias
Pemberian bias pada transistor dengan menggunakan tahanan umpan-balik (feedback).


IC=VCC – VCE / RC
IB=VCC / RB+RC
β= IC/IB
VCE=VCC – VC IC≈0
VCE=VCC – IC.RC
=VCC – 0 . RC
VCE=VCC

b). Fixed Bias
Pemberian tegangan dengan menggunakan tahanan basis dan tahanan kolektor.


IC=VCC - VCE / RC
IB=VCC – VBE / RB
ICsat=VCC / RC
VCE=VCC
β= IC/IB

c). Voltage Divider
Pemberian bias pada transistor melalui pembagi tegangan R1 dan R2.


ICsat=VCC/RC+RE
VB=R2.VCC / R1+R2
RB=R1.R2 / R1+R2
IB= VB / RB

d). Bias Emiter
Pemberian bias transistor dengan metode bias voltage divider dengan menambahkan komponen
R dan C pada kaki emitter.


VB=R2.VCC / R1+R2
RB=R1.R2 / R1+R2
IB= VB / RB
IC=VCC - VCE / RC+RE
IC=IE
IE=VB – VBE / RE


DAFTAR PUSTAKA
1). Bishop,Owen.2005.Dasar – dasar Elektronika, Edisi Pertama, Penerbit: Erlangga,Jakarta.
2). Daryanto,Drs.2008.Pengetahuan Teknik Elektronika, Edisi Pertama, Penerbit: Bumi Aksara.

3). Malvino,Hanafi Gunawan,1996.Primsip – prinsip Elektronika.Edisi Kedua, Penerbit : Erlangga,    Jakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wawancara Barbershop "Mr.Pax" - Margo City, Depok

Ini adalah hasil wawancara saya terhadap pengusaha Barbershop di cibubur yang bernama pak Ahmat Yasin yang mana ia memulai usaha ini dari benar benar nol, berikut wawancaranya: saya: Apa yang menjadi latar belakang anda untuk menjadi pengusaha barbershop atau pangkas rambut ini?   Pak Yasin (pengusaha Barbershop): Pada dasarnya kalau saya bebricara terkait berbershop mestinya saya harus menganalisa potensi berbershop yang ada di kota besar yg mana di bidang jasa. Usaha ini merupakan jangka panjang, tentunya potensi kedepannya sangat luar biasa. Di samping itu usaha barbershop ini, di setiap orang membutuhkan perawatan rambut dari mulai gaya hidup yang semakin keren di segi penampilan rambut. Jadi usaha barbershop market ini potensi nya sangat luar biasa untuk jangka panjang. Memang dari awal saya tertarik dengan kepuasan tersendiri. Dan disamping itu saya hobi untuk menilai kepuasan tersendri apabila ada pelanggan yang puas degan layanan usaha barbershop kami. saya: Anda

Flowchart Lift

Penjelasan dari flowchart lift yang diatas adalah sebagai berikut: Untuk memulai suatu diagram alur atau sering kita sebut “Flowchart” adalah “START” Lalu setelah itu untuk memproses nya adalah lift selalu standby di tempat tersebut. Selanjutnya kita input data nya misalkan “Cek Tombol” pilihan anda Jika “Ada Perintah” NO maka lift loop, artinya lift tetap standby Namun jika “Ada Perintah YES maka anda menentukan “Tombol/Lantai” yang anda tuju. Jika anda memilih tombol “UP” maka lift akan “Naik” Jika anda memilih tombol “Down” maka lift akan turun, Namun jika memilih tombol “Down” maka lift akan loop arti nya lift akan tetap standby. Setelah itu adalah “Cek Tujuan” anda ingin ke lantai berapa? Misalkan lantai paling atas yaitu 5, maka pilih perintah tekan tombol 5. Jika YES maka lift akan “UP” artinya naik. Sesudah “Sampai Tujuan” lantai 5, maka jika YES “Pintu Terbuka”. Namun jika NO maka lift akan mengecek tujuan selanjutnya. Kalau sudah sampa

Pengolah Sinyal Digital

A. Pengertian Sinyal Sinyal adalah besaran yang berubah dalam waktu dan atau dalam ruang, dan membawa suatu informasi. Berbagai contoh sinyal dalam kehidupan sehari-hari : arus atau tegangan dalam rangkaian elektrik, suara, suhu. Representasi sinyal berdasarkan dimensinya dibagi menjadi Dimensi-1 (contoh : sinyal audio), Dimensi-2 (contoh : citra), Dimensi-3 (contoh : video). Suatu sinyal mempunyai beberapa informasi yang dapat diamati, misalnya amplitudo, frekuensi, perbedaan fase, dan gangguan akbiat noise, untuk dapat mengamati informasi tersebut, dapat digunakan secara langsung peralatan ukur elektronik seperti osciloskop, spektrum analyser. Pengolahan sinyal adalah suatu operasi matematik yang dilakukan terhadap suatu sinyal sehingga diperoleh informasi yang berguna. Dalam hal ini terjadi suatu transformasi. Pengolahan sinyal analog memamfaatkan komponen-komponen analog, misalnya dioda, transistor, op-amp dan lainnya. Pengolahan sinyal secara digital menggunakan komponenkompone